Posts

Showing posts from April, 2017

Allah Memberikan Apa Yang Kita Butuhkan, Bukan Yang Apa Kita Inginkan

Image
Allah Memberikan Apa Yang Kita Butuhkan, Bukan Yang Apa Kita Inginkan   | Terkadang kita merasa kecewa atas pemberian Allah yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kita sudah berdoa terus-terusan, pagi, siang dan malam, tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan dan bahkan hasilnya tidak ada sama sekali. Jangan pernah berpikir kalau Allah itu tidak mendengar doa kita, jangan pernah pokoknya. Allah itu akan selalu mendengar doa hamba-Nya, keluhan hamba-Nya, curhatan hamba-Nya agar hamba-Nya bisa lebih dekat dengan-Nya. Logikanya gini, jika saja Allah langsung mengabulkan doa kita, alhasil kita bakal jarang dan bahkan tidak mendekat lagi dengan-Nya karena doa kita sudah terkabul. Tapi kita akan mendekat lagi kalau sedang butuh membutuhkan-Nya, iya… mendekat kalau ada maunya. Sebenarnya ini salah kawan! Seharusnya ketika kita senang, kita harus terus mengingat Allah dan ketika kita susah, kita juga harus selalu ingat kepada-Nya, jangan pula datang pas lagi

Penjelasan tentang 'Menahan Pandangannya'

Image
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)   Ini merupakan perintah Allah kepada hamba2Nya yang beriman agar mereka menahan pandangan dari perkara2 yang haram diihat. Janganlah melihat kecuali kepada hal-hal yang dibolehkan untuk dilihat dan hendaklah mereka menahan pandangan dari perkara2 yang haram untuk dilihat, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya, dari Abu Zur’ah bin Amr bin Jarir dari kakeknya, yakni Jarir bin ‘Abdillah Al Bajali RA, ia berkata  “Aku bertanya kepada rasulullah SAW  tentang pandangan spontan .  Beliau memerintahkanku agar segera memalingkan pandangan.” Demikian pula diriwayatkan oleh Ahmad dari Husyaim, dari Yunus bin ‘Ubaid. Abu Dawud, At Tirmidzi dan an Nasa’I juga meriwayatkannya, at Tirmidzi

Pembagian nafsu menurut Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi

Image
Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun- nafsi”. Tempat-tempat dimana nafsu ini bersemayam dalam dunia sufi biasa dinamakan sebagai “lathifah”, yaitu sebuah titik halus dalam diri kita yang keberadaannya tersebar. Berikut penjelasan beliau tentang nafsu, tempat dan tentara-tentaranya: (1) Nafsu Ammaaroh Nafsu ammaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut : 1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit 2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus 3. Al-Hasad artinya hasud 4. Al-Jahl artinya bodoh 5. Al-Kibr artinya sombong 6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi (2) Nafsu Lawwamah Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut : 1. Al-Laum artinya mencela 2. Al-Hawa artinya bersenang-senang 3. Al-Makr artinya menipu 4. Al-’Ujb artinya bangga diri 5. Al-Ghibah artinya mengumpat 6. Ar-Riya’ artinya pamer